Jobsheet Sensor Beban (Strain Gauge)



JOBSHEET


SENSOR BEBAN (STRAIN GAUGE)


A.     TUJUAN

1.      Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami sensor strain gauge
2.      Mahasiswa dapat menjelaskan rangkaian sensor strain gauge
3.      Mahasiswa dapat mempraktekkan rangkaian sensor strain gauge

B.      DASAR TEORI

1.    Sensor Strain Gauge
Strain Gauge adalah komponen elektronika yang dipakai untuk mengukur tekanan (deformasi atau strain). Alat ini berbentuk foil logam atau kawat logam yang bersifat insulatif (isolasi) yang ditempel pada benda yang akan diukur tekanannya, dan tekanan berasal dari pembebanan. Prinsipnya adalah jika tekanan pada benda berubah, maka foil atau kawat akanter deformasi, dan tahanan listrik alat ini akan berubah. Perubahan tahanan listrik ini akan dimasukkan kedalam rangkaian jembatan Whetstone yang kemudian akan diketahui berapa besar tahanan pada Strain Gauge. Tegangan keluaran dari jembatan Wheatstone merupakan sebuah ukuran regangan yang terjadi akibat tekanan dari setiap elemen pengindera Strain Gauge. Tekanan itu kemudian dihubungkan dengan regangan sesuai dengan hukum Hook yang berbunyi : Modulus elastis adalah rasio tekanan dan regangan. Dengan demikian jika modulus elastis adalah sebuah permukaan benda dan regangan telah diketahui, maka tekanan bisa ditentukan.
Hukum Hook dituliskan sebagai:
 

dimana:
σ = regangan, Δl/l (tanpasatuan)
s = tegangangeser , kg/cm2
E = modulus Young , kg/cm2

Bila dua gauge atau lebih digunakan, maka tekanan pada pelacakan arah setiap gauge bisa ditentukan dengan menggunakan perhitungan. Namun demikian persamaannya memiliki tingkat kompleksitas yang berbeda tergantung pada kombinasi dan orientasi gauge tersebut. Kepekaan sebuah Strain Gauge disebut dengan faktor gauge dan perbandingan antara unit resistansi dengan perubahan unit panjang adalah :
Faktor gauge: 
 
                     dimana :
                     K = Faktor gage
                     ΔR = Perubahan tahanan gauge
                     Δl= Perubahan panjang bahan
                     R = Tahanan gage nominal
                     l = Panjang normal bahan

Jadi regangan diartikan sebagai perbandingan tanpa dimensi, perkalian unit yang sama, misalnya mikro inci / inci atau secara umum dalam persen (untuk deformasi yang besar) atau yang paling umum lagi dalam mikro strain.
Perubahan tahanan ΔR pada sebuah konduktor yang panjangnya (l) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan bagi tahanan dari sebuah konduktor yang penampangnya serba sama, yaitu 
= …………….(3)     dimana :
ρ = tahanan spesifik dari bahan konduktor
l = panjang konduktor
d = diameter konduktor

a.    Karakteristik Strain Gauge
Karakteristik dari filamen adalah sebagai berikut :
·         Faktor Gauge tertinggi
·         Koefisien suhu resistansirendah
·         Resitivitas tinggi
·         Kekuatan mekanis tinggi
·         Potensial termolistrik minimum disekitar lead

b.    Bahan- bahan yang bisa dijadikan Strain Gauge
Berbagai jenis bahan tahanan telah dikembangkan untuk pemakaian dalam gauge-gauge kawat dan foil, seperti:
1)      Constantan adalah paduan (alloy) tembaga-nikel dengan koefisien temperatur rendah.
Biasanya Constantan ditemukan dalam Gauge yang digunakan untuk strain dinamik, dimana perubahan level strain tidak melebihi ± 1500 μcm/cm. Batas temperatur kerja adalah dari 10 oC sampai 200oC.
2)      Nichrome V adalah paduan nikel-chrome yang digunakan untuk pengukuran strain statik sampai 375 oC dengan kompensasi temperatur, paduan ini dapat digunakan untuk pengukuran static sampai 650 oC dan pengukuran dinamik sampai 1000 oC.
3)      Dynaloy adalah paduan nikel-besi dengan FaktorGauge yang rendah dan ketahanan yang tinggi terhadap kelelahan. Bahan ini digunakan untuk pengukuran strain dinamik bila sensitivitas temperatur yang tinggi dapat di tolerir.
4)      Stabiloy adalah paduan nikel-chrome yang dimodifikasi dengan rangkuman kompensasi temperatur yang lebar. Gauge ini memiliki stabilitas yang sangat baik dan temperatur cryogenic sampai sekitar 350oC dan ketahanan yang baik terhadap kelelahan.
5)      Paduan-paduan platina tungsten memberikan stabillitas yang sangat baik dan ketahanan yang tinggi terhadap kelelehan pada temperatur tinggi. Gauge ini disarankan untuk pengukur anuji static sampai 700oC dan pengukuran dinamik 850oC.


c.     Beberapa Jenis Strain Gauge
Jenis-jenis dari Metal Foil Strain Gauge:
1)      Rosette 90̊ yang dapat mengukur aksial dan regangan trasfer sekaligus. Variasi desain ini adalah stress gauge dimana dua elemen meliliki tahanan yang berbeda. Tahanan juga di pilih sehingga hasilnya memberikan sebuah sensor yang keluarannya sebanding dengan takanan dan keluaran elemen aksial sebanding dengan regangan.
2)      Rosette 45o memberikanreaksi angular lebihbesardari rosette 90̊
3)      Rosette 60o

2.    Jembatan Wheatstone
Jembatan Wheatstone adalah rangkaian jembatan yang paling sederhana dan paling umum.   Rangkaian ini digunakan dalam aplikasi pengkondisi sinyal dimana transduser mengubah tahanan dengan perubahan variabel dinamik. Beberapa modifikasi dari jembatan dasar ini juga dipakai untuk aplikasi spesifik lainnya. Dalam aplikasi paling modern, detektor setimbang adalah amplifier diferensial impedansi input sangat tinggi. Dalam beberapa kasus, Galvanometer yang sensitif dengan impedansi yang relatif rendah bisa digunakan, khususnya untuk kalibrasi atau instrumen-instrumen pengukuran tunggal.
Rangkaian Jembatan Wheatstone merupakan rangkaian yang terdiri dari resistor dan catu daya (power supply). Jembatan wheatstone sendiri adalah rangkaian jembatan yang pada umunya digunakan untuk mengukur presisi tahanan dengan nilai 1 ohm sampai denganmega ohm. Pada umumnya rangkaian jembatan wheatstone banyak digunakan untuk menghitung resistansi yang tidak diketahui dengan bantuan dari rangkaian jembatan. Dua kaki yang terdapat pada rangkaian wheatstone harus disimpan seimbang dan satu kaki yang lainnya termasuk resistansi yang tidak di ketahui.



 

Gambar 1.3 Rangkaian Jembatan Wheatstone

3.    Power Supply
Pengertian Power Supply
Power supply atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Catu Daya adalah suatu alat listrik yang dapat menyediakan energi listrik untuk perangkat listrik ataupun elektronika lainnya. Pada dasarnya catu daya ini memerlukan sumber energi listrik yang kemudian mengubahnya menjadi energi listrik yang dibutuhkan oleh perangkat elektronika lainnya. Dalam praktikum ini power suppply yang digunakan adalah mengubah tegangan AC 220 V menjadi tegangan DC dengan range tegangan 0 V – 10 V DC.

C.   ALAT DAN BAHAN

Trainer Strain Gauge                                                                 1 buah
Power Supply 5volt                                                                     1 buah
Beban (Timbel) 50 gram                                                            4 buah
Avometer                                                                                   1 buah
Kabel jumper                                                                              secukupnya

D.   GAMBAR TRAINER STRAIN GAUGE



E.    LANGKAH KERJA PRAKTIKUM

1.    Kesehatan dan Keselamatan kerja
a.      Pelajari dan pahami petunjuk praktikum pada lembar kegiatan praktikum.
b.      Pastikan tegangan keluaran catu daya sesuai yang dibutuhkan.
c.       Periksalah komponen modul trainer sebelum digunakan.
d.      Sebelum catu daya dihidupkan hubungi dosen pendamping untuk mengecek kebenaran rangkaian.
e.      Yakinkan tempat anda bekerja aman dari sengatan listrik.
f.         Hati-hati dalam penggunaan peralatan praktikum!
2.    Langkah Percobaan
a.        Siapkan Trainer Strain Gauge dan kabel jumper secukupnya.
b.        Siapkan power supply. Atur power supply sehingga tegangan Vout nya sebesar 5 Volt menggunakan multimeter.
c.         Hubungkan tegangan +5V  power supply pada terminal VCC dan GND power supply pada terminal GND Trainer Strain Gauge.
d.        Lakukan langkah kalibrasi dengan menghubungkan probe + (positif) AVO pada Vo1 dan probe -(negatif) pada Vo2 Trainer Strain Gauge.
e.        Atur tegangan Vout dengan memutar potensiometer (VR2 ADJ) sehingga Vout yang terukur sebesar 0 V.
f.          Letakkan beban  pada papan Trainer Strain Gauge.
g.        Ukur tegangan Vout dan hambatan sensor pada trainer strain gauge.
h.        Ulangi percobaan f & g sesuai dengan tabel.
i.          Catat hasil percobaan.
j.          Analisis hasil percobaan.

F.       DATA HASIL  PERCOBAAN
Tabel 1.1 Hasil Pengukuran Tegangan Output Rangkaian Sensor Strain Gauge
No
Beban yang diukur
Tegangan Ouput (V)
Hambatan Sensor (Ω)
1
50 gram


2
100 gram


3
150 gram


4
200 gram


5
500 gram



  G.     ANALISA DATA


 
  H.     KESIMPULAN



   I.        DAFTAR RUJUKAN
Dedi. 2012. Jembatan WheatStone. (Online), (http://dedy4brother.blogspot.com) diakses pada 1 Desember 2015.
Pramono, Hadi. 2014. Panduan Praktikum Semester 2. Cirebon : Pusat Laboratorium IAIN.

J.        Soal Latihan!
1.      Bagaimana prinsip kerja sensor strain gauge?
2.      Perbahan apa saja yang terjadi ketika sensor strain gauge menerima beban yang berbeda? Jelaskan!
3.      Buat pengaplikasian sensor strain gauge dalam kehidupan sehari-hari!

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »